Tuesday 21 December 2010

Gara-gara Uang Kembalian

Jumat sore ini (13 Agustus 2010) cuaca di Jakarta mendung, tapi perasaanku tidak ikut-ikutan mendung karena malam ini aku akan pulang ke Jogja.

“Hore”

Pukul 16.30 adalah jadwal pulang kantorku selama bulan puasa. Awan baru saja selesai meneteskan airnya ke bumi. Sebelum pulang ke kos dan bersiap berangkat ke stasiun, aku menyempatkan diri untuk membeli sedikit buah tangan untuk orang rumah dan seseorang. Toko kue yang kutuju. Kue bika ambon dan kue bolu meses pilihanku.

“Semuanya berapa mbak?”

“Rp 53.500 mas”

Kukeluarkanlah 2 lembar biru Ngurah Rai dari dompet.

“ada uang pas aja mas?”

“wah ga ada mbak, cuma 2 lembar itu aja”

Si mbak hanya terdiam tanpa memberikan solusi.

“trus gimana nih mbak?”

“iya ga ada kembaliannya mas ,ini baru aja ganti shift kasir, jadi belom ada uang kembalian”

“kalau saya ambil satu kue aja ada kembaliannya ga?

“kalau cuma yang ini ada kembaliannya”, seraya menunjuk kue bika ambon.

“ya udah saya ga jd beli yang ini”, kataku sambil mengembalikan kue bolu meses dan menyodorkan kue bika ambon ke kasir.

Toko yang unik. Kasir tidak berusaha untuk mencari uang kembalian dan rela kalau customer tidak jadi membeli kuenya hanya karena ga ada uang kembalian.

Pemilik toko sebenarnya bisa mensiasati dengan memberikan “modal” dulu ke setiap kasir, sehingga mereka punya uang cadangan untuk kembalian.

No comments:

Post a Comment