Wednesday 29 December 2010

bahan bakar kereta api apa ya?


Waktu untuk berliburan di Jogja sudah habis, tiba saatnya kembali ke kota megapolutan, Jakarta. Aku naik kereta senja utama Jogja. Di tengah perjalanan, aku mendengar celetukan dari salah seorang penumpang lain yang bertanya pada temannya.

"eh, bahan bakar kereta api tu apa ya?"

"bahan bakarnya ya api", jawab salah satu temannya.

Kira-kira apa hayo bahan bakar kereta api?

Ya Anda benar. bahan bakar kereta api saat ini adalah SOLAR. Udah ga jamannya lagi kereta berbahan bakar kayu bakar. Kereta berbahan bakar kayu bakar itu masih ada di museum kereta Ambarawa. Kereta itu masih beroperasi untuk tujuan wisata.

Kok ga pada turun ya penumpangnya

Masih cerita mengenai perjalananku ke Jogja tanggal 23 Desember 2010 kemarin. Keretaku dijadwalkan sampai Stasiun Tugu Jogja pukul 05.17, tapi hingga pukul 8 belum juga sampai di tempat tujuan.

"wah kok lama banget ya sampainya"

pukul 8.18 akhirnya sampai juga di stasiun tugu. Aku agak santai untuk keluar kereta karena emang ini stasiun tujuan akhirku.

"sudah sampai Jogja kok orang-orang ga ada yang turun ya?"pikirku dalam hati.

Sambil berjalan keluar kereta aku baru tersadar.

"oh iya ya, aku kan naik senja utama solo"

Mereka masih melanjutkan perjalanan sampai tujuan akhir stasiun Solo Balapan.

Tiketku jatuh ke lubang WC

Perjalananku menuju Jogja malam itu terasa panjang sekali. Ga bisa tidur di kereta. Badan terasa pegal banget. Ini karena paginya sebelum berangkat aku dan beberapa kawan kantor melakukan lari-lari pagi di Taman Tebet. Hasilnya kaki dan badanki jadi pegal deh.

"permisi pak, tiketnya", sapa kondektur kereta memeriksa tiket.

"ini pak", sambil terkantuk-kantuk karena ga bisa tidur aku serahkan tuh tiketnya.

"terima kasih", kata pak kondektur sambil mengembalikan tiket.

Kebelet kencing nih. kencing dulu ah. Biasanya di kereta selalu ada peringatan begini: "gunakan toilet ketika kereta jalan". Peringatan itu bukan tanpa alasan. Lubang toilet di kereta kan langsung dibuang keluar kereta tanpa ada penampungnya.

Tentu saja peringatan itu aku patuhi. Kereta ketika itu berjalan ngebut. Ketika di dalam toilet aku tanpa sengaja menjatuhkan secarik kertas ke lubang WC dan hilang keluar kereta.

"waduh kertas apa ya tadi", pikirku penasaran

"Wah tiketku kabur", pikiranku mulai mengarah ke hal-hal yang membuat aku takut.

"nanti kalau diperiksa lagi gimana ya", rasa takut itu muncul makin jelas.

"ah sudah lah, semoga aja nggak diperiksa lagi, lagi pula belom pernah diperiksa dua kai kok", kataku dalam hati menenangkan.

Sampai di stasiun kutoarjo ketakutanku itu benar-benar terjadi.

"maaf mas, tiketnya", tanya si kondektur

Glek.. gimana nih.

"kemarin kan sudah diperiksa pak, saya lupa taruh di mana", kilahku, sambil pura-pura sibuk mencarinya ke semua kantong. padahal aku dah tau kalu jatuh di toilet. hihihi...

"Ya sudah ga apa-apa mas", kata si kondektur.

Haduh leganya hati ini. untung aja ga disuruh turun atau kena denda.

Buat para anker alias anak kereta, mohon untuk tidak teledor menyimpan tiket kereta, meskipun sudah diperiksa. Kondektur bisa saja memeriksa tiket dua kali seperti cerita saya di atas.

Peluang bisnis di kereta

Fiuh lega juga, akhirnya bisa sampai stasiun lebih awal. Lebih baik menunggu daripada tertinggal kereta. 30 menit berselang, kereta senja utama solo tiba di stasiun Jatinegara. Kereta ini berangkat dari stasiun pasar senen dan menempuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai di Jatinegara.

Biasanya di dalam kereta ada petugas yang menawarkan sewa bantal. Maklum kereta bisnis. Jangankan bantal, selimut pun tidak dipinjami.

Nah ngomong-ngomong soal selimut, ternyata itu menjadi peluang bisnis tersendiri bagi si petugas. Ya benar, sekarang bukan cuma bantal aja yang disewakan, selimut juga disewakan. laris manis lho. biaya sewanya cuma 4000 rupiah. Murah kan? tapi jangan harap dengan mudah bisa mendapatkannya. Jumlahnya yang cuma sedikit itu sering kali membuatku ga kebagian.

Melihat tingginya minat penumpang yang ingin menyewa, sebaiknya petugas bisa menambah jumlah selimut dan bantal yang disewakan.

Tuesday 28 December 2010

Ojekku atau bukan ya

Tanggal 23 Desember 2010 pukul 16.00 di kantor.

"mbak ari, aku minta tolong pesenin ojek ya buat ntar malam j19.30 ke Jatinegara"

"oke, nanti sama mas Rian ya"

"oke mbak, makasih ya"

Kira-kira begitulah bunyi smsku sama mbak ari, penjaga kosku yang selalu setia bila ada anak kos meminta bantuan, buat manggilin ojek langganan. Aku mau pulang ke Jogja malam ini naik kreta senja utama Solo pukul 20.30.

Sepulang kantor aku langsung bersiap dan tentu saja ga lupa berdoa.

Udah jam 19.15, saatnya berangkat. Aku membawa 1 tas ransel dan 1 tas jinjing. Dengan langkah yang semangat, aku berjalan ke depot air isi ulang di depan kos, tempat mangkalnya si abang ojek. Nah dari sinilah cerita itu bermula.

"mas Rian, jadi kan nganter saya?"

"enggak mas, sama mas budi ya", kata mas Rian yang bersiap untuk pulang ke rumahnya.

Kebetulan emang mas budi juga stand by di sana. Naiklah aku ke ojeknya mas Budi.

Sesampai di jalan.

"naik kreta apa mas?"tanya mas Budi.

"Naik kreta bisnis mas, Senja utama Jogja", jawabku.

"Wah kalo musim libur gini rame banget ya"

"Ya, moga-moga ga rame bangetlah. lho, mas kok tumben (ga biasanya) lewat sini?" memang sore itu si abang ojek tak melewati jalan yang biasanya dia lalui pas nganter aku ke Jatinegara.

"kan mau ke Gambir mas katanya tadi?"

"ke Gambir? enggak kok, aku ga bilang ke gambir, kretaku berenti di Jatinegara mas. kan tadi saya bilang kreta bisnis, kreta bisnis mana ada di Gambir."

"Oo saya taunya mau nganter ke Gambir"

"enggak mas, yauda gapapa muter di depan situ aja"

Kebetulan emang belom jauh-jauh amat dari jalan menuju Jatinegara. Di tengah-tengah perjalanan menuju Jatinegata, tiba-tiba, kriiing...

"halo? ini siapa ya?" tanya mas Budi setelah hapenya bunyi di jalan.

"(si penelpon ngomong apa ga ngerti)"

"Lho, mas masih di depot air?"

"(si penelpon ngomong lagi)"

"Trus sapa nih yang saya anter? Wah salah orang deh. Gimana nih, di situ masih ada mas bambang kan? maaf ya mas"

"kenapa mas? bukan saya ya yang harusnya dianter?"tanyaku.

"iya mas, harusnya mas aris, kirain situ namanya aris"

"bukan mas, makanya saya td ngerasa agak aneh, kok mas budi taunya nganter ke Gambir."

Si Aris tu temen kuliah, temen kantor, tetangga di Jogja, sekaligus tetangga kosku juga. Kebetulan dia juga mau pulang ke Jogja, tapi naik di Gambir. Tau sendiri lah kalo lewat Gambir berarti naik kereta eksekutif. Takutnya gara-gara aku, dia malah telat lagi sampe di Gambir. Bisa berabe nih aku dikira ngerebut ojek orang.

Haduh repot juga ya kalo kejadian ini terjadi ama diriku, bisa panik banget. Untung aja si Aris masih dapet tukang ojek lainnya. Kalo enggak bisa merasa bersalah 2 kali nih. Ya sesampainya di Jatinegara aku langsung sms si Aris buat minta maaf, aku ga ada maksud sedikit pun buat ngerebut ojeknya. Ini cuma masalah salah paham.

Wednesday 22 December 2010

Mau J.Co tapi ga mau datang ke mall


Pengen J.co tapi males harus antri ke mall? Gampang! sekarang bisa pesen lewat telepon 021 7996060. Nanti si customer service akan mencatat semua pesanan kita plus alamat pengiriman. Nah, nanti si customer service akan mencari outlet mana yang terdekat dengan alamat kita.

Setiap pengiriman dikenai biaya pengiriman Rp10.000. Murah kan daripada kita harus ke mall, blom parkirnya, belom bensinnya, belom macetnya, belom kalau tertarik ama barang tertentu yang dipajang di mall, hehehe. Kalau mau sekalian jalan-jalan dan cuci mata sih ga apa-apa.

Bebek Goreng Suryo

Siang ini saya dan rekan-rekan kerja satu seksi memutuskan untuk pesan makan siang bareng. Apa ya?

"hmm, bebek goreng Suryo aja deh"

Kami satu seksi ga ada yg bawa mobil, maka kami pesen lewat telepon 021 68736951 (cabang kuningan). Delivery? Enggak juga, lho pesen lewat telepon kok bukan delivery? Mereka tidak menyediakan delivery service buat pelanggan. Jadi kita cuma telepon untuk pesan dulu, nanti tinggal diambil di warungnya. Oh iya, khusus cabang yang ada di Kuningan tidak tersedia bebek bakar.

Harganya Rp20.000 sudah termasuk nasi, lalapan, dan sayur asem. Ada 3 jenis sambal yg bisa dicoba, sambal mangga, sambal bawang, dan sambal ijo. Rasa sambalnya kurang mendukung, kalau menurut lidah saya kurang maknyus gitu. Soal rasa bebeknya ga diragukan lagi deh, enak, gurih, dan empuk.

Tuesday 21 December 2010

ayo bikin cerita

Hore, akhirnya selesai juga mengimpor cerita2 dari blog lama ke blog baru. Ayo bikin cerita!

Velvet Parking

Siang ini (1 Agustus 2010) aku menyempatkan melihat-lihat blitz megaplex (salah satu bioskop elit) di Central Park, Jakarta Barat. Maklum, semenjak di Jakarta aku sama sekali belum pernah nonton di situ. Selain harganya mahal, tempatnya juga jauh dari kosku di Jakarta Selatan. Di situ ada tulisan “velvet”.

Aku tanya sama temenku, “velvet apaan sih?”

“velvet tu bukannya yang parkir itu ya?”

“tuing tuing.. ampun deh, bukan velvet itu mah, tapi valet parking”

Ternyata bukan aku aja yang ga tahu tentang velvet.

To Dream The Possible Dream

Kita layaknya coca cola kaleng yang diproduksi di pabrik yang sama dan didistribusikan menggunakan truk yang sama. Yang membedakan adalah tujuan akhir distribusinya. Pertama, coca cola didistribusikan di warung makan kaki lima. Di situ coca cola dijual sekitar Rp5rb kepada konsumen. Kedua, coca cola itu didistribusikan di Restoran. Bila dijual ke konsumen akhir, harganya sekitar R0 10rb. Tempat ketiga adalah di Hotel bintang lima. Harga jual coca cola kaleng itu bisa mencapai Rp50rb/botolnya. Kita sekarang seperti coca cola yang berada di hotel bintang 5. Kita berada di kantor yang penuh potensi layaknya hotel bintang 5 tadi. Segala kesempatan terbuka lebar. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkan kesempatan berharga ini. Kalian harus punya visi, misi, dan target yang jelas.

“To dream the possible dream”

Demikianlah kira-kira petikan kata-kata dari bapak Kepala kantor wilayah di lingkungan kerjaku memotivasi pegawai yang baru diangkat.

Gramedia Central Park Diskon 30% all item

Gramedia membuka cabang barunya di Central Park, Jakarta Barat, Sabtu 31 juli 2010. Mereka menyebutnya Gramedia Terbesar di kawasan Jakarta Barat. Dalam rangka Grand Opening, dari tanggal 31 Juli – 8 Agustus, Gramedia Central Park memberikan diskon 30% untuk semua barang kecuali elektronik dan kertas foto kopi.

Hari minggu ini (1 Agustus 2010), aku menyempatkan datang untuk sekedar melihat-lihat, dan siapa tahu ada yang menarik untuk dibeli. Sudah barang tentu, dimana ada gula di situ ada semut, dimana ada diskonan di situ ada orang-orang modis (modal diskon), sepertiku juga. Nyindir diri sendiri nih critanya. Antrian panjang di kasir tak terelakkan. Mungkin jika diukur pakai penggaris anak sekolahan, bisa-bisa 15 meter ada deh antriannya. Orang tua, anak-anak, remaja, sampai kakek nenek tumpah semua di toko buku itu.

“Dikeramaian aku masih merasa sepi”

Mungkin lagu dari grup band Dewa itu bisa menggambarkan kekusyukanku membaca buku demi buku yang ada di situ. Aku asik membaca buku seolah tak menghiraukan lautan manusia di sekeliling. Biasanya kalau lagi ada promo kayak gini, plastik buku sering kali terbuka. Jadi aku dengan leluasa membacanya. Sudah seperti perpustakaan pribadi deh pokoknya.

“Perhatian, kepada Ibu Dewi ditunggu anaknya di bagian informasi.”

Tak selang 1 menit kemudian terdengar lagi. Sekarang giliran anaknya yg dicari bapaknya.

“Kepada Steven, ditunggu ayahnya di depan kasir.”

Beberapa saat kemudian terdengar lagi suara lembut mas-mas yang muncul entah dari mana, mengumumkan berita kehilangan.

“Mohon perhatian, kepada Bapak Joni, dicari Istrinya di depan pintu masuk.”

“Perhatian perhatian telah ditemukan sebuah jaket, bagi yang merasa kehilangan silakan menghubungi bagian informasi.”

Setiap beberapa menit sekali selalu terdengar berita kehilangan. Maklum, Gramedia penuh sesak bak pasar tumpah. Sepertinya momen promo diskon itu tak akan dilewatkan begitu saja oleh pecinta buku.

Bagi orang tua yang membawa serta anaknya ke tempat keramaian mungkin pernah mengalami kehilangan seperti tadi. Mungkin bisa mencoba tips dari misterdee. Supaya anaknya mudah ditemukan, perlengkapi anak anda dengan sebuah telepon genggam, sehingga mudah dihubungi bila hilang. Bila anda tidak punya handphone, ada cara kedua, yaitu pakaikanlah anak anda topi dengan antena yang tinggi, sehingga mudah kelihatan, dimanapun dia berada. Selamat mencoba. (jayus mode on)

Bagi pecinta buku yang belum berkesempatan ke Gramedia Central Park hari ini, promonya masih sampai tanggal 8 Agustus. So, jangan lewatkan ya. Lho kok malah promosi. Dibayar juga enggak. Ini namanya ilmu marketing word to mouth, yang artinya kira-kira adalah promosi dari mulut ke telinga (bukan dari mulut ke mulut lho).

Kondom Jadi Trending Topic Lho

Perjalananku menuju kantor wilayah siang itu terasa seru karena diselingi canda gurau teman-teman satu mobil. Meskipun sinar matahari berhasil menembus kaca mobil tanpa hambatan (maklum, mobil kantor kan ga ada sun glasses-nya, kita sering menyebutnya mobil aquarium* karena memang penumpang bak ikan hias yang siap ditonton oleh orang-orang), meskipun 1 mobil diisi penuh 8 orang, meskipun cuaca terik menyengat, meskipun jalanan macet, dan meskipun meskipun lainnya, tapi perjalanan ga terasa sama sekali.

Dalam mobil itu ada 8 orang, 2 cewek dan 6 cowok. Keenam orang cowok ini sebenarnya bisa nyetir mobil, namun dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah emansipasi wanita, diputuskan yang nyetir adalah cewek. Lumayan malu juga kalau “ditonton” orang dari luar (mana pake mobil aquarium lagi). Keenam cowok ganteng tadi memilih untuk menanggung malu sambil becanda ria di kursi penumpang.

“kalo pake kondom tu ga sensitif ya”, ungkapku membuka percakaan.

“iya, emang klo pake kondom jadi kurang sensitif”, timpal seorang teman seolah mengiyakan.

“Makanya kalau milih kondom tu yang agak tipisan”, saran teman yang makin antusias ngomongin kondom.

“lha kalau ketipisan ntar gampang sobek, ntar bolong** rugi dong beli mahal-mahal”, jawabku.

“ya emang harus bolong, kalau ga bolong gimana masukinnya?”, tambah temen lain yang mulai tertarik ngomongin kondom.

“kalau beli kondom tu yang pas, lebih ketat lebih baik, daripada kelonggaran,nanti bisa geser-geser malah bikin lecet***”, kata temen lain lagi.

Sepertinya kondom jadi trending topic di sebagian perjalanan kami ke kantor wilayah siang itu.

“haha bener juga ya, ga apa-apa lah, daripada ga pakai kondom, nanti gampang lecet keypad dan tombol navigasinya”, jawabku polos.

NB:
*cerita mobil aquarium akan kuceritakan tersendiri ya.
**bolong = berlubang
*** lecet = luka tergores

Kereta Belanjaku Nih

Sepulang dari kursus (28 Juli 2010), aku teringat sesuatu. Ya, Shampoku habis.
“Kemana ya enaknya?” Carefour aja deh. Kebetulan kursusku kan deket sama carefour Central Park.

Sore itu Carefournya ramai pengunjung. Maklum karyawan swasta kan baru gajian. Berbeda 180 derajat dengan pegawai negeri. Tanggal segitu merupakan tanggal-tanggal rawan. Rawan utang maksudnya. Lagi bokek-bokeknya.

Kuambil keranjang dorong dari depan pintu masuk. Jalan menyusuri tumpukan-tupukan makanan dan minuman yang seolah menyapaku dan memanggilku untuk mengambilnya.

“Hoi, ingat ya, duit masih cekak neh, jangan beli barang yang ga dibutuhin lho”, begitulah kira-kira hatiku bicara kepada otak, bergelut dengan nafsu yang terus mendorong untuk belanja sebanyak-banyaknya.

Sampailah aku di rak Shampo, Mau pilih yang sachet apa botol ya? Kukeluarkan lah kalkulator hape. Setelah kuitung-itung dengan sangat cermat dan teliti, akhirnya botollah yang aku pilih.

“Dasar itungan banget sih”. Iya dong sebagai orang akuntansi, semua harus dihitung seefisien, sedetail mungkin sampai nol dibelakang koma.

Oh iya, tissue di kos juga habis. Kutinggalkan sementara kereta belanjaku disisi rak. Aku berjalan sambil memandangi tissue mana yang paling murah.

“Ah, kok lebih mahal dari di toko sebelah ya. Ga jadi beli di sini ah.”

Sambil masih agak melihat-lihat penasaran, aku dorong kereta belanjaku menuju tujuan berikutnya.

“Dek, kayaknya kamu ngambil punyaku deh”, kata seorang ibu mengingatkanku.

Oh iya, memang bener, aku salah ngambil kereta belanja orang.

“Maaf ya, Bu”

Ampun deh. Untung aja ga diteriakin maling.

Pilih Sendiri Ikannya, dan Masak Sesuka Hatimu

Matahari cukup terik siang ini menandakan bahwa cuaca hari ini cerah. Sejuknya angin yang berhembus kencang menyambut kehadiranku di Pantai Depok, Bantul, DIY siang itu (25 Juli 2010). Pantai depok terletak di Selatan Kota Yogyakarta, bersebelahan dengan pantai Parangtritis. Pantainya terbentang luas dari ujung barat sampai ujung timur seolah bersambung dengan pantai Parangtritis di sisi timurnya. Ombak berdebur kencang mengikuti alunan angin yang juga berhembus kencang. Pantainya yang indah dilengkapi warung-warung yang bisa menghadirkan masakan yang lezat menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner untuk datang ke pantai ini.

Pantai Depok siang itu dipadati pengunjung. Ada yang bermain air dan juga berebut mendapatkan ikan segar di sebuah pasar ikan yang ada di pinggir pantai. Ya, di sepanjang pesisir pantai memang banyak berdiri bangunan warung dan sebuah pasar yang menjual berbagai macam ikan hasil tangkapan nelayan. Kita bisa membeli sendiri ikannya di pasar ikan dan kemudian meminta salah satu warung untuk memasaknya sesuai pesanan kita. Udang asam manis, cumi gorang tepung, bawal bakar, semua bisa.

Sambil menunggu ikannya matang, kita bisa sekedar menikmati indahnya pantai, sejuknya angin yang berhembus, atau bahkan bermain air. Namun, aku memilih untuk duduk santai sambil menikmati segarnya es kelapa muda.

“woaaa, akhirnya ikannya sudah matang”

Udang goreng tepung, cumi bakar madu, nila bakar madu, serta gurame goreng kering disertai sambal tomat dan lalapan siap disantap bersama keluarga.

“Ups, ada bau-bau apa nih ya?”, bau busuk begitu menyengat, bukan bau kentut yang pasti.

Astaga, ikannya udah ga segar lagi. Kebetulan memang ikan dipilihkan oleh si penjual. Sepertinya si penjual sudah tahu kalau ikan itu sudah tidak segar karena sebelum dibayar, penjual itu bilang, “kalau ikannya tidak enak, bisa ditukar lagi.”

Untung aja aku belum sempat memakannya, kalau tidak, bisa-bisa sakit perut deh. Buat pengunjung pantai depok yang ingin membeli ikan di pasar, mohon untuk memilih dengan teliti. Pilih ikan yang perutnya masih kembali kebentuk semula (seperti kata iklan) ketika kita memencetnya, serta di bawah insangnya masih berwarna merah. Perhatikan gerak-gerik penjual karena ternyata penjual sering kali menukar ikan yang kita pilih dengan ikan yang lain.

Suasana makan siang waktu itu memang sempat memanas dengan insiden bau-bau tak sedap, hehehe, tetapi dengan gelak canda dan senda gurau, suasana segera dingin kembali.

Recomended place jika kamu berkunjung ke kota Jogja. Jangan lewatkan menikmati indahnya pantai dan lezatnya makan ikan di pinggir pantai ditemani segarnya es kelapa muda.

Wer ewer eweeerrr..

Jumat malam ini, aku bersiap pulang dari kota megapolutan eh megapolitan Jakarta menuju kota kelahiranku, Jogja berhati nyaman. Sesampainya di stasiun Jatinegara, kereta belum tiba. Pukul 19.40 “senja utama jogjaku” akhirnya datang juga. Begitu kreta berhenti, orang-orang (ga punya tempat duduk) berebut untuk naik. Karena aku sudah punya tiket yang bertempat duduk, maka santai aja deh, mau apa juga berebutan masuk. Bisa2 dompet dan HP lenyap lagi. “tut tut tuttt, kretaku tak berhenti lama”, seperti lagu naik kereta api. Pukul 19.45 tepat, kretaku mulai bergerak maju.

Suasana di kreta lumayan penuh, tapi tidak sesak seperti musim liburan kemarin. Udara juga lumayan sejuk. Sebelahku duduk seorang kakek-kakek yang sudah tidur sedari aku belom masuk kreta. Tak ada teman ngobrol membuatku ngantuk, dan tak selang berapa lama ikut tertidur juga deh.

Di tengah-tengah tidurku tiba-tiba terdengar suara “Mijon mijon.. popmi popmi..Qua qua qua”. Ya itu suara orang-orang menjajakan dagangannya. Ternyata kereta sedang ebrhenti di salah stasiun yang tak kuketahui namanya. Maklum gelap. Mulai itu, aku tak bisa tidur lagi. Waktu terasa berjalan sangat lambat. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam kucoba untuk tidur lagi, tetap tidak bisa..

“wer ewer eweeerr… serrrrrr”, suara pengamen bencong yang selalu masuk di kereta senja utama jogja. Senangnya hatiku. Bukan karena mau ketemu ama pengamen bencong, tapi itu pertanda aku sudah sampai di Wates. Tinggal 25 menit lagi sudah sampai Jogja. Horeeee.. Jogja I’m coming..

Happy weekend ya buat temen-temen..

Jangan Percaya 100% pada Alat

Sore itu, seperti biasanya setiap hari senin aku ada kursus Mandarin di Tanjung Duren. Sepulang kantor langsung menuju kamar mandi. Mandi dan siap-siap berangkat. Motorku yang paling kusayang sudah siap di depan kos (lha emang cuma satu-satunya, gimana ga disayang). Berbekal 1 tas gendong, akhirnya berangkat juga menuju tempat kursus.

Sesampainya di daerah Senayan, kemacetan tak terhindarkan. Di tengah-tengah kemacetan itu, suatu kejadian tak terduga muncul.
“brrmmm, brmm, brrm, bss……..”, suara motor mati segan hidup tak mau.
Yups benar, mesin motorku tiba-tiba mati.
“diiin..diiiiin…”, suara klakson mobil di belakangku menggema.

Kepanikan mulai muncul, kucoba untuk menghidupkan kembali mesin motorku, siapa tahu bensinnya kotor. Kucoba berkali-kali tak kunjung hidup. Daripada ikut-ikutan emosi gara-gara diklakson dari belakang, akhirnya kubawa ke pinggir jalan. Kucoba lagi menghidupkannya, tetap tidak menyala.

Setelah sekian lama mencoba dan mencoba dengan tidak putus asa hingga keringat bercucuran deras bak air terjun, harapan pun berubah menjadi pesimis. “Harus dorong sampai bengkel mana neh.”

“Waduh, kaburatornya kotor tuh mas”, celetuk tukang minuman di depan.

“Ah apa iya ya, baru 1 bulan kuservis apa sudah kotor lagi?” pikirku dalam hati.

“iya pak, mungkin juga”, sahutku meski tetap ga percaya.

“Mungkin bensinya abis Mas”, celetuk orang yang lain.

Kulihat indikator bensin masih ada 2 garis, berarti aman.

“Ga mungkin Pak, indikatornya masih banyak kok bensinya”, jawabku yakin.

“Coba dilihat dulu Pak.”

“Indikatorku ga pernah salah pak”, jawabku masih tak percaya.

Penasaran dengan saran Bapak tadi, kubuka deh tuh tangki bensin.

Eng ing eeeeng… Benar apa kata Bapak tadi. Tak ada setetes bensin pun tertinggal. Ya ampun, kok bisa indikator bensinku salah ya. Baru kali ini deh kedapatan kehabisan bensin di tengah perjalanan.

Malu campur jengkel, kudorong motor “kesayanganku” ke pom bensin terdekat. Hosh..hosh…hosh…

Alat yang tadinya kupercaya 100% ga mungkin salah, eh ternyata bisa salah juga ya. Saran dari mantan korban: Jangan percaya 100% dengan alat.

Kenapa Harus Kecewa

Perasaan kecewa, menyesal dan sebangsanya sering kali menerpa kita manakala kita mengalami kegagalan. Pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa kita bisa kecewa?

Ketika tim sepak bola kesayangan kalah dari tim lawan, perasaan kecewa begitu mendalam terjadi pada diri kita. ketika kita tidak mendapatkan ranking 1 di kelas, kita kecewa. Ketika kita tidak mencapai target penjualan, kita kecewa. Lalu sebenarnya apa yang membuat kita kecewa?

Menurut saya, kita kecewa disebabkan oleh diri kita sendiri. Kita kecewa karena apa yg kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Siapa yang membuat harapan itu? Diri kita sendiri. Oleh sebab itu, kita kecewa disebabkan oleh diri kita sendiri yang selalu berharap lebih. Kita kecewa karena harapan kita agar tim kesayangan kita menang, kita kecewa karena terlalu berharap mendapatkan ranking 1, kita kecewa karena terlalu berlebihan menentukan target.

Coba bayangkan di sisi sebaliknya. Apabila kita tidak menggebu-gebu membela suatu tim sepak bola, mau si A kalah atau sebaliknya, kita tidak akan kecewa. Bila kita tidak mentargetkan untuk mendapatkan ranking 1, kita tidak akan kecewa bila hanya mendapat ranking 2. Demikian juga bila kita tidak membuat target yang berlebihan, kita tidak akan kecewa dengan hasil yg kita peroleh.

So, rasa kecewa, menyesal dan sebangsanya disebabkan oleh siapa? Diri kita sendiri. Berbahagialah dengan apa yang dimiliki dan didapat, dengan demikian kita tidak akan kecewa dengan apapun hasilnya. “Bersyukur” merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan semua itu.

Segudang Prestasi

Merupakan suatu kebanggaan bagi para pemain kesebelasan Spanyol yang baru saja merampungkan gelaran akbar Piala Dunia 2010 dengan hasil gemilang. Mereka mampu berdiri di podium utama sebagai Juara Dunia.

Ada beberapa pemain yang juga ikut berperan penting dalam gelaran akbar piala eropa 2 tahun lalu (red-2008), yang tentu saja dimenangkan oleh Spanyol. Beberapa diantaranya adalah Carles Puyol, Gerarld Pique, dan tentu saja pencetak gol semata wayang spanyol ketika menghadapi Belanda di final PD 2010, Iniesta, serta beberapa pemain lainnya. Ketiga pemain tersebut harus berbangga karena mereka telah mampu membawa timnya menjadi juara di berbagai kompetisi bergengsi. Selain Juara Eropa dan Juara Dunia, mereka juga mampu membawa Barcelona, salah satu tim besar di Liga Spanyol, memuncaki klasemen 2009/2010, mengangkat Piala Raja, dan Juara Liga Champion, serta juara dunia antarklub.

Sungguh prestasi yang luar biasa! Selamat buat para pemain yang sedang berada di puncak karier seperti kalian. Pertahankan dan tetap rendah hati.

Juara Dunia Paling Sedikit Gol

golspanyol-reuters-i

Tim Matador, begitulah julukan untuk tim nasional sepakbola Spanyol, yang tadi pagi (red-12 Juli 2010) baru saja menyelesaikan kompetisi sengit Piala Dunia 2010 dengan hasil gemilang. Spanyol berhasil merebut trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah persepakbolaan negara tersebut. Ini merupakan momen yang tak bisa terlupakan oleh Iker Casilas (kapten sekaligus kiper tim Spanyol), dkk. Hasil 1-0 cukup membawa tim yang dilatih Vicente del Bosque memenangkan pertandingan pamungkas melawan kesebelasan Belanda.

Keberhasilan Tim Matador menjuarai Dunia menjadi lebih indah karena mereka berhasil “mengawinkan” dua gelar, yaitu Juara Eropa dua tahun silam dan Juara Dunia tahun ini. Sungguh merupakan prestasi yang mengagumkan.

Meskipun Spanyol sukses membawa trofi Piala Dunia 2010 ke negaranya, Spanyol ternyata juga memiliki “cacat”. Tim Matador tercatat sebagai juara dunia yang paling sedikit membuat gol di sepanjang sejarah turnamen ini. Sepanjang turnamen ini, Tim Matador hanya berhasil mengkoleksi 8 goal dari 8 pertandingan yang dilakoninya.

Berikut perjalanan tim matador di Piala Dunia Afrika Selatan 2010:

Spanyol 0 : 1 Swiss

Spanyol 2 : 0 Honduras

Spanyol 2 : 1 Chili

Spanyol 1 : 0 Portugal

Spanyol 1 : 0 Paraguay

Spanyol 1 : 0 Jerman

Spanyol 1 : 0 Belanda

Berikut beberapa data jumlah gol yang dicetak Juara Dunia yang diambil dari http://pialadunia.detiksport.com:

Tahun-Juara-Jumlah Gol
1930-Uruguay-15 gol
1934-Italia-12 gol
1938-Italia-11 gol
1950-Uruguay Barat-15 gol
1954-Jerman-25 gol
1958-Brasil-16 gol
1962-Brasil-14 gol
1966-Inggris-11 gol
1970-Brasil-19 gol
1974-Jerman Barat-13 gol
1978-Argentina-15 gol
1982-Utalia-12 gol
1986-Argentina-14 gol
1990-Jerman Barat-15 gol
1994-Brasil-11 gol
1998-Prancis-15 gol
2002-Brasil-18 gol
2006-Italia-12 gol
2010-Spanyol-8 gol

Promo KFC 15ribu ++



Siang ini, cuaca terik bukan main. Kubuka dompet coklatku. Berharap masih ada beberapa lembar “kertas biru bergambar I Gusti Ngurah Rai”, namun ternyata cuma selembar kertas hijau bergambar Oto Iskandar Dinata. Uang didompet tinggal 20ribu rupiyah eh rupiah (agak didramatisir biar seolah2 duit dah abis, padahal…emang, hahaha). Kulangkahkan kakiku menuju restoran Pak Jenggot Putih di sebelah kantor. Antrian panjang sudah ada di depan mata. Maklum, siang ini cuaca begitu terik, mungkin banyak yang memutuskan untuk makan di warung makan yang menyediakan AC. Sabar, demi makan siang di KFC. Dengan paket makan KFC 15rb sudah dapet nasi, ayam, Pepsi, dan menu Goceng. Lumayan murah lah ya daripada harus pesan menu paket yang lain. Sampailah giliran untuk memesan. “Mbak paket 15rb dong!”

“Maaf…”

Terdengar kata maaf dari pelayan, yang terbesit pertama kali adalah, habis.

“Maaf, program promo paket makan 15rb-nya sudah tidak ada lagi, Pak. Mau pesan yang lain??”

Huaaa.. Benar dugaanku, ternyata sudah ga ada lagi ya tuh paket..

Ga Sekalian Direformasi

me: tuh pasar udah usang banget ya, knp ga direlokasi sih
friend: renovasi kaleee

Pasar Rumput, didengar temen satu mobil yg no comment.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal December 15, 2010

Cuma 5rb sih, tapi…

Capek juga abis jalan-jalan ke mangdu (mangga dua). Enaknya makan apa ya sore-sore gini. Kebetulan pas perjalanan pulang ngeliat bilboard gambar burger deluxe-nya pak jenggot alias KFC. Kayaknya enak tuh, kriuk banget deh ayamnya, cuma goceng lagi. Semakin tak bisa terbendung deh keinginan buat makan burger ayamnya pak jenggot.

“mbak, burger gocengnya satu ya”

“minumnya apa pak?”

“enggak minum mbak”, kebetulan emang cuma pengen ngerasain burger varian barunya KFC, kok murah gitu lho.

“baik ditunggu ya pak, nanti burgernya diantar ya”, sambil menyerahkan nomor antrian.

Cari tempat kosong. 5 menit kemudian..

“silakan pak burgernya”

“terima kasih mas”, ucapku sambil nyerahin nomor antrian.

Burgernya dibungkus kertas makanan bagus, tapi kok, wuah kecil banget. Padahal di gambarnya keliatan gedhe (apalagi di bilboard). Yea sudah lah, namanya juga iklan, cuma 5000 minta gedhe. Soal rasa boleh lah.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal December 12, 2010

Kayak Apa Ya Wanginya

Anak: Ma, kok bajuku ga wangi?
Mama: iya ma2 lupa masukin softex kemarin
Anak: …???

Perjalanan piknik, didengar seisi mobil yang langsung pengen mencium seberapa wanginya softex yang dimaksud.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal December 12, 2010

Jangan Nak, Itu Punya Orang Lain

“Duh laper, makan mie ayam ah”
Kebetulan di deket kos ada penjual mie ayam yang enak plus lumayan murah.

Sampai di pintu masuk warung,salah satu pelanggan bapak,ibu dan anaknya sudah selesai makan dan bersiap keluar.

“pak, balon”, rengek si anak melihat balon yg entah milik siapa tergeletak di lantai.

“punya sapa ni bang?”tanya si bapak pada abang mie.

“wah ga tw pak, mungkin punya anak yg td makan di sini”, jawab si abang.

“jangan nak, punya orang lain”,kata bapak pada si anak.

“ntar kita beli di sana, ya”,bujuk si bapak.

Mendengar hal itu membuatku tersenyum dalam hati. Si bapak telah mengajarkan sebuah arti kejujuran pada si anak dan diriku tentunya. Kita tak boleh mengambil barang yang bukan hak kita.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal December 12

20 Ribu Aja Mas

Tanah Abang, nama sebuah pasar yang begitu terkenal di Jakarta. Hampir setiap hari ramai pengunjung, baik yang belanja maupun sekedar jalan-jalan. Sabtu siang yang lalu aku jalan-jalan ke sana untuk berbelanja beberapa pesanan. Suasana pasar tidak terlalu ramai. Menurut seorang pelayan toko di sana, pasar Tanah Abang padat pengunjung ketika hari senin dan kamis. Banyak pedagang yang memilih hari itu untuk berbelanja karena adanya mitos. Mereka berharap bila berbelanja pada hari senin maupun kamis, dagangan mereka akan laris manis. Boleh percaya atau tidak sih, namanya juga mitos. Bila anda tidak terlalu percaya dengan mitos itu, lebih baik belanja selain kedua hari itu deh, katanya pasarnya padat banget.

Setelah selesai berbelanja, barang siap dikirim. Karyawan toko tempat aku belanja membantu membungkus barang dagangan ke dalam karung plastik (bagor). Biasanya aku hanya menyerahkan begitu saja barang dagangannya dan memberikan ongkos pengiriman sekitar 50-60ribu tergantung besar kecilnya barang. Nah, siang itu aku iseng ikut dengan si karyawan yang membantu membungkus daganganku tadi mengantar sampai ke perusahaan pengiriman (Kobra express) di lantai 9 gedung tanah abang blok A. Sekedar info biaya pengiriman ke Jogja menggunakan jasa Kobra Express Rp 30.000 untuk 5 kg pertama, biaya per kg selanjutnya adalah Rp 750.

Kembali ke laptop. Ongkos kirim daganganku tadi habis Rp 43.500. Oleh karena keisenganku tadi, yang harusnya cuma habis 43,5rb, aku dimintain tambahan uang sama si karyawan tadi, katanya tambahan untuk ongkos packing ke karung tadi.

“Berapa mas?”

“20ribu aja mas”

Dua puluh ribu kok “aja”, dua ribu itu baru bilang “2ribu aja”. Yah mau gimana lagi, sudah ditodong begitu. Besok-besok sudah lah, pasrah sama pemilik toko saja, minta tolong dikirimin, ga perlu kena tambahan ongkos jasa packing lagi.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal September 27, 2010

Busyet, Enak Banget tuh Bapak

“Busyet, enak banget tuh Bapak kepalanya bersandar ke pundakku.”

Mungkin kalimat itulah yang terlintas dipikiranku ketika ada seorang bapak yang tertidur pulas di dalam bus jurusan Jakarta-Cilegon. Kalau sekedar tidur sih ga ada masalah. Yang jadi masalah adalah kepala tuh Bapak bersandar ke pundakku. Mentang-mentang pundakku empuk, maen geletak aja tuh kepala. Bukan marah sih, cuma kesel aja (sama ga tuh?).

Sudah beberapa kali kugoyang-goyangkan pundakku supaya dia terbangun, tapi usahaku sia-sia, atau mungkin makin pulas ya tidurnya. Gimana ya supaya si bapak itu bangun? Aha, aku ada ide lain. Ketika bus berhenti, pura-puralah diriku berdiri.

Nah bener kan si bapaknya bangun. Hehehe, jahat ga sih? Ga apa-apa lah dikit doang, yang penting berhasil deh bikin tuh bapak bangun.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal September 17, 2010

Warung Rugi Tutup Saat Lebaran

Siapa bilang warung makan sepi waktu lebaran? Situasi seperti inilah yang ditangkap sebagai peluang oleh rumah makan cepat saji. Mereka memilih tetap buka di saat lebaran meskipun harus membayar gaji karyawan 2x lipat. Setidaknya inilah yang kulihat sendiri. Restoran cepat saji McDonals dan KFC penuh sesak dengan pengunjung.

Mereka lebih memilih makan di tempat ini mungkin karena harganya yang sudah fix, ga mungkin di mahalin. Warung-warung yang buka saat lebaran kadang memanfaatkan momen ini untuk meraup untung, sehingga mungkin harga jualnya dinaikkan. Aku katakan mungkin karena tidak semua warung berbuat seperti itu, tapi ada yang berbuat seperti itu.

Nah bila ingin makan di warung-warung yang buka saat momen hari raya, lihat dulu daftar menu dan harganya. Apalagi bila di menu tidak terpampang harganya.

Selamat Idul Fitri bagi rekan-rekan semua yang merayakan.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal September 10, 2010

Ngenet Gratisan

Bermodalkan uang Rp5000,00 bisa ngenet sepuasnya plus bonus ice cream lezat. Ga percaya? Dtg aja ke McD, beli es krim sundae, trus idupin deh tu laptop sampe puas.

Ya setidaknya itu pernah kulakukan. Suntuk di kos, ya datang aja ke restoran McD. Beli es krim yang Rp 5000an, trus ngenet sepuasnya deh. Hampir seluruh restoran di McD menyediakan layanan wifi yang bisa kita nikmati sepuasnya. Tapi ingat, minta dulu username dan password ke pelayan.

“Malu lah, masa’ datang cuma pesan es krim”

Ya boleh saja sih beli paket lainnya, tapi kebiasan itu juga dilakukan oleh bule-bule di Bali. Ketika aku berkunjung ke McD Kuta Bali, bule-bule banyak yg nongkrong di sana sambil membawa netbook. Apa yang dibelinya tidak berbeda dengan apa yang kubeli saat ini. Es krim Sundae.

Selamat menikmati es krim dan internetnya ya.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal September 10, 2010

Menikmati Kursi Bisnis Harga Ekonomi

“Selamat datang di penerbangan kami”, ucap Pramugari Lion dengan lembut saat kami memasuki badan pesawat lewat pintu depan.

Saya dan kedua rekan kerja saya akan menuju Denpasar untuk kepentingan tugas menggunakan pesawat Lion Air. Di tiket kami tertulis 3B, 3C, dan 3D.

“Lho, kok kursinya beda, lebih luas, apa ini kursi bisnis ya”

Kursi yang kami duduki berjumlah 2=2, dua kanan dan dua kiri. Berbeda dengan baris di kursi belakang kami, 3=3, tiga kanan dan tiga kiri.

“Tiketnya tiket ekonomi, masa’ dapet duduk di kursi bisnis sih”

Meskipun aku pribadi merasa tak seharusnya duduk di kursi bisnis ini, di tiket tertulis 3B, ini kursiku, ga mungkin salah dong. Karena kami tak merasa dirugikan, ya sudah diam saja lah. Mungkin diam itu emas (kalau merasa diuntungkan), coba kalo merasa dirugikan, aku pasti protes.hehehe.

Penumpang di sebelahku kelihatan tenang dan sedikit kelihatan lebih borju lah dariku. Pakai kaos dan celana pendek khas kostum orang kaya.

“wah lumayan juga neh dapet kursi bisnis, padahal bayarnya kelas ekonomi”

Aku pun tak cerita ke penumpang sebelah kalau sebenernya aku ini penumpang kelas ekonomi, jaga gengsi dikit lah.

Sesampainya di bandara Ngurah Rai, dia berkata, “enak juga ya kita duduk di kursi kelas bisnis, lega, beruntung ya, gara-gara terlambat check in, eh malah dapat duduk kelas bisnis.”

“Jadi kamu juga tiket ekonomi?”, tanyaku memastikan.

“Iya, kamu juga?”, tanyanya balik.

Wooo, kirain aku duduk sejajar dengan penumpang kaya yang punya tiket kelas bisnis, ternyata sama-sama ekonomi.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal September 7, 2010

Kurma Si Buah Arab

“Kurma kurma, buah arab, sunah rasul, 30 ribu dua”, teriak seorang pedagang di dalam bis Jakarta-Merak.

Berulang kali pedagang itu mondar mandir ke depan dan belakang bis menjajakan dagangannya. Merasa masih terlalu mahal dan tidak ada yang membeli, si pedagang berteriak lagi.

“Kurma kurma, buah arab, sunah rasul, 25 ribu dua”

Harga diturunkan 5 ribu menjadi 25 ribu per 2 kotak. Kembali si pedagang itu mondar mandir ke depan dan belakang bis. Terbesit keinginanku untuk membelinya.

“Tunggu dulu, bentar lagi juga turun lagi kok”, ujar sebelahku.

Aku pun mengurungkan niat membeli di harga segitu. Ternyata salah satu penumpang yang duduk di belakangku membelinya.

Merasa dengan harga 12,5ribu kurmanya laku, si pedagang bertahan di harga segitu.

“Kurma kurma, buah arab, sunah rasul, 25 ribu dua, satu 12,5. Ayo-ayo siapa lagi”

“wah kalo uda ada yg beli harga segitu ga bakal turun lagi neh harganya”, ucapku ragu.

Namun setelah mondar-mandir beberapa kali, tak ada satu penumpang pun yang membeli lagi. Tak lama berselang, si pedagang berteriak lagi.

“Terakhir nih, 20rb dua, kurma buah arab sunah rasul. maaf yang beli 25 ribu. ayo murah”

“Wakakaka”, ketawa kami berdua menggelegar.

“tuh bener kan”

Ya, kalo sudah harga segitu sudah mentok, ga bisa turun lagi. Aku pun membeli satu kotak. Ternyata membeli barang di bus perlu kesabaran juga ya.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal September 6, 2010

Another Side of Bali

Bila kita berkunjung ke Bali, tentunya tak jauh-jauh dari yang namanya Pantai Kuta, Pantai Sanur, dan Tanah Lot. Saya dan kedua rekan kerja siang itu tak sengaja menemukan keindahan lain di pulau Bali. Ketika kami melakukan kunjungan kerja ke daerah Singaraja, Bali, tepatnya di kecamatan Kubutambahan, kami bermaksud berhenti sejenak untuk beristirahat sambil mengisi perut. Maklum, saking semangatnya bekerja, tak terasa perut mulai keroncongan. Di pinggir jalan raya terpampang petunjuk “Warung makan Ikan Bakar”.

“Waw cocok banget tuh menunya”

Kami pun membelokkan mobil kami ke warung makan itu. Tak sampai di situ saja kegirangan kami. Ternyata warung makan itu terletak persis di pinggir laut. Di situ nampaknya ada objek wisata namanya Pantai Air Sanih. Pantainya bersih, air lautnya tampak kebiruan, dan di pinggir pantai ramai ditumbuhi pohon kelapa yang rindang.

Dalam perjalanan menuju ke kecamatan Kubutambahan tersebut kami melewati objek wisata gunung sekaligus danau yang begitu indah. Ya namanya Gunung dan danau Batur. Danau tersebut berada tepat di bawah kaki gunung Batur. Dari kejauhan tampak perpaduan warna hijaunya gunung dan birunya danau yang begitu menawan.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 31, 2010

Pernikahan Ala Pedang Pora

Tanggal 21 Agustus 2010 merupakan hari bersejarah bagi seorang teman kantorku karena hari itu adalah hari pernikahannya. Dia seorang gadis Bali yang memperoleh suami seorang pria Bali. Tentu saja karena kedua belah pihak merupakan orang Bali, pernikahan dilangsungkan di Bali juga. Calon suaminya seorang prajurit angkatan udara. Di kalangan militer memiliki cara tersendiri untuk merayakan seseorang anggotanya yang akan menikah. Ada prosesi militer yang harus dilakukan seorang tentara yang akan menikah. Namanya “pedang pora”. Aku berkesempatan untuk menghadiri acara yang baru pertama kali kulihat itu. Acara itu dilangsungkan di gedung kompleks Angkasa Pura, Denpasar, Bali.

Pukul 19.30 WITA mobil pengantin tiba di halaman gedung, dengan berbalut kebaya putih nan anggun mempelai wanita turun dari mobil didampingi mempelai pria yang berseragam militer. Hadirin di luar gedung serentak berdiri menyambut kedua mempelai. Sesampainya di pintu gedung kedua mempelai berhenti sejenak. Mereka menunggu aba-aba dari dalam gedung. Prosesi diawali dengan laporan komandan upacara kepada pemimpin upacara.

Tak lama terdengar teriakan “majuuuuu jalan”. Serempak suara sepatu pasukan berpedang terdengar kompak, prok, prok, prok. Pasukan yang terdiri dari 10 orang prajurit yang masih single itu berjalan masuk ke dalam gedung dalam 2 baris sejajar. Setelah sampai di depan panggung mereka berhenti dan saling berhadapan.

“Hormat senjataaaaaa graaak”

Serentak mereka mengangkat pedang yang beradu membentuk seperti atap rumah yang siap dilewati oleh kedua mempelai. Seiring dengan itu, kedua mempelai berjalan melewati pasukan pedang. Di ujung barisan sudah ditunggu pemimpin upacara yang tidak lain adalah direktur angkasa pura Denpasar yang siap mengalungkan bunga kepada kedua mempelai sebagai tanda selamat bergabung dengan komunitas Angkatan Udara.

Kemudian pasukan pedang berjalan mengelilingi kedua mempelai membentuk segitiga dan jongkok sambil mengacungkan pedang ke bawah. Mempelai pria menyematkan cincin pernikahan kepada mempelai wanita.

“Uuu co cuiiit”

Acara malam itu berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan undangan yang memadati gedung. Sebagai “banci kamera”, tak lupa kami berfoto dengan kedua mempelai yang berbahagia.

“ceklik”

Selamat untuk Lettu Pom Made Oka Dharmayasa dan Desak Putu Mirananda Dewi, S.E. Semoga menjadi keluarga yang bahagia.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 30, 2010

My Lovely Parent’s Birthday

Setiap tanggal 14 Agustus dunia memperingati atau merayakan hari pramuka. Papaku patut berbangga juga karena tepat ditanggal itu warga seluruh dunia ikut merayakan ulang tahunnya. Today (14 Agustus 2010) is my lovely father’s birthday yang tahun ini genap berumur 58 tahun. Dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 29 Juli adalah ulang tahun mama yang juga berumur 58 tahun.

Kepulanganku ke Jogja kali ini memang agak spesial karena bertepatan dengan ulang tahun papa.

Doa sepenuh hati kupanjatkan untukmu papa dan mama. Semoga papa dan mama selalu bahagia, panjang umur, dan sehat selalu. Semoga disertasinya segera selesai dan bisa menjadi doktor. Ya betul, diusianya yang tidak muda lagi papa masih semangat untuk terus menuntut ilmu. Satu sikap semangat yang tentunya ingin dicontohkan ke anak-anaknya. Papa memang sangat peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Maklum beliau adalah seorang dosen yang sangat concern tehadap pendidikan. Beliau mau anak-anaknya bisa sekolah setinggi mungkin bahkan menyainginya. Mama adalah seorang pekerja keras. Sikap itulah yang patut dicontoh oleh kami anak-anaknya. Bekerja tiap hari tak kenal hari libur. Meskipun mama sudah mampu untuk membayar karyawan, mama tetap ingin menjalankannya sendiri, tak betah untuk tinggal diam di rumah. Kalaupun di rumah, selalu saja ada yang dikerjakan. Beres-beres rumah lah, masak lah, ga bisa nganggur banget deh. Tapi mungkin sikap itu lah yang membuat kami anak-anaknya menjadi orang seperti sekarang ini. Selamat ulang tahun ya pa, ma. Aku sayang kalian semua.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 17, 2010

Paket Nasi Si Bapak

Melanjutkan cerita sebelumnya yang berjudul ksatria baju hitam. Yang bercerita pengalamanku pulang ke jogja naik kereta senja utama jogja.

Malam berputar menjadi pagi. Seperti biasa suara kicauan para penjual makan dan minuman bergema sepanjang malam. Sekitar pukul 2 dini hari, datanglah penjual nasi kotak dan berteriak, “paket, paket nasi… Enak banget. Dibuktikan dulu baru percaya. Paket, paket nasi.. Siapa mau.”

Demikian kira-kira suara si bapak menjajakan nasi kotaknya ke penumpang kereta yang sebagian besar masih tertidur itu secara berulang-ulang.

Dua penumpang di depanku tiba2 bangun dan membeli paket nasi si bapak. Nasi kotak di atas nampan si bapak masih tersisa banyak ketika beliau berlalu dari hadapanku. Tak berapa lama kemudian si bapak berjalan kembali lagi dari sisi belakang dengan membawa nampan kosong.

Tak selang berapa lama lagi si bapak kembali membawa paket nasi di atas nampannya. Ketika berjalan kembali ke dari sisi belakang, nampannya kosong lagi.

“Wah laris banget ya nasi si bapak. Ternyata banyak juga orang yang kelaparan di tengah malam. Perasaan dulu ga pernah selaris itu deh.”

Bagiku makan dini hari seperti waktu sekarang ini bukan hal yang wajar. Setelah beberapa lama berpikir, baru sadar kalau hari ini sudah masuk bulan puasa. Ternyata mereka sedang makan sahur. Perjalanan panjang di kereta tak menyurutkan niat mereka untuk tetap berpuasa hari ini.

“Selamat sahur ya kawan”

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 17, 2010

Ksatria Baju Hitam Siap Beraksi

Perjalananku pulang pergi Jakarta-Jogja menggunakan jasa kereta api sudah berlangsung hampir 1 tahun. Kereta Senja Utama Jogjalah yang paling setia mengantarku pulang dari Jakarta ke Jogja. Namanya kereta kelas bisnis di Indonesia, disediakan juga tiket tanpa tempat duduk. Mereka yang ga punya tiket duduk selalu berebut agar bisa mendapatkan tempat untuk duduk bahkan tidur di lantai kereta. Kadang orang yang punya tiket duduk pun rela untuk tidur di lantai. Lebih lega dan dingin katanya.

Bahkan ada beberapa penumpang yang kutemui mengaku naik kereta tanpa tiket. Mereka rela menanggung risiko. Bila ada sidak dari manajemen PT KAI, mereka harus turun di stasiun terdekat.

Bagi mereka yang sudah biasa tidur di lantai enak-enak saja. Mereka yang sudah langganan tidur di lantai kereta bahkan sengaja membawa bantal angin, alas tidur busa, dan selimut sendiri. Aku pernah mencoba tidur di lantai sepanjang malam. Hasilnya? Masuk angin tak terhindarkan. Pagi harinya perut menjadi kembung penuh angin. Ga lagi-lagi deh buat tidur di lantai kereta. Angin yang mengalir di bawah justru lebih “semriwing”.

Dari sekian kalinya aku pulang pergi naik kereta senja utama jogja, atau sering disingkat senjata jogja, aku sering menemui orang yang sama. Mungkin kita sama-sama anker kali ya. Anker itu anak kereta. Yang setiap weekend selalu pulang ke Jogja dan kembali ke Jakarta hari minggu malamnya. Ya beginilah nasib anak rantau (sedikit hiperbola biar pembaca ikut terharu).

Sore itu posisi dudukku kurang strategis. Kipas angin tepat berada di atas kepalaku. Biasanya ada tombol pengatur di dindingnya. Namun kebetulan sekali untuk gerbong ini tidak ada tombol pengaturnya, jadi semua kipas dikontrol dari pusat.

“haduh, gimana nih sepanjang perjalanan kena angin terus.”

Tak ada yang bisa kulakukan selain mencari solusi agar kepalaku tak terus menerus terkena angin. Namanya orang kepepet, selalu ada aja idenya. Aku terpaksa mengambil selembar kertas koran yang baru kubeli di stasiun tadi untuk dibuat caping mirip punya pak tani.

“Hahaha,berhasil juga membuatnya”

Jadi teringat pelajaran keterampilan melipat waktu SD.

Kepala kututup dengan caping kertas, hidung dan mulut kututup dengan sapu tangan, dan jaket kututup sampai menutup leher. Dengan kostum seperti itu ditambah jaketku yang berwarna hitam semakin meyakinkan bahwa malam itu ksatria baju hitam telah lahir.

Topiku yang unik membuat salah satu penumpang berkomentar, “hihi kayak mr been ya.”

Aku yang sudah setengah tidur itu pun reflek menggerutu, “sial, aku disamain ama mr been. Ga ada yang lebih bagus ya.”

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 16, 2010

Indahnya Sunset di Ratu Boko

Aku pernah mendengar dari seorang teman bahwa sunset di Candi Ratu Boko tak kalah indah dengan sunset di Kuta Bali. Penasaran akan hal itu, hari Jumat sore, 6 Agustus 2010, aku ingin melihat dengan kepala sendiri bagaimana indahnya sunset di Candi ratu Boko. Berbekal kamera Canon kesayanganku (cuma satu-satunya, makanya di sayang), aku berangkat menuju lokasi. Candi Ratu Boko terletak di sebelah timur kota Jogja dan berjarak kurang lebih 25 km dari kota Jogja. Bila kita berjalan dari kota Jogja, maka sesampainya di pertigaan pasar Kalasan kita belok ke kanan. Dari situ akan ada papan petunjuk arah menuju candi tersebut. Sepanjang jalan menuju ke candi terdapat rumah-rumah penduduk sekitar. Suasana sejuk dan asri terasa jelas. Candi Ratu Boko terletak di perbukitan, untuk sampai ke sana kita harus melewati jalanan sedikit menanjak.

Pukul 17.30 WIB aku sampai di sana.

“masih bisa dapat momen sunset nih”, pikirku dengan semangat.

Sebelum memasuki wilayah candi, kita diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp 10.000. Bila kita membawa kamera, maka kita harus membayar uang tambahan sebanyak Rp 5000/kamera. Berhubung aku ke sana memang untuk tujuan hunting foto, terpaksa deh bayar Rp 5000 tambahannya. Dari gerbang tiket kita masih harus menaiki beberapa lapis anak tangga untuk menuju lokasi yang dimaksud.

Cuaca sore itu sedikit berawan yang membuatku was-was, bisa ga ya melihat sunset yang katanya begitu indah. Sesampainya di palataran candi, kita bisa memandang jauh ke bawah. Ya, kota Jogja kelihatan dari sini. Begitu indah karena langit dihiasi dengan kuningnya matahari yang akan tenggelam. Seandainya awan tidak menyelimuti sebagian tubuh matahari sore itu, mungkin pemandangannya akan lebih indah lagi. Tapi ga apa-apa, berhasil melihat sunset di Candi Ratu Boko dengan kepala sendiri saja sudah senang.

Langit berubah gelap begitu cepat setelah matahari perlahan menghilang di ufuk barat. Lampu di kota Jogja mulai menyala satu persatu, sehingga menjadikan momen yang indah juga untuk membuat foto dari atas candi. Bagi pecinta fotografi, momen-momen seperti itu merupakan momen emas untuk mengambil foto. Bila Anda belum pernah ke sana, sudah saatnya Candi Ratu Boko menjadi salah satu prioritas untuk hunting foto.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 16, 2010




Waterpark Terbaru di Jogja

Warga Jogja boleh sedikit berbangga, pasalnya baru-baru ini telah dibuka untuk umum sebuah kolam renang yang dilengkapi fasilitas waterboom. Ya, namanya Balong Waterpark yang terletak di selatan kota Jogja, atau tepatnya di Pleret, Kotagede, Yogyakarta.

Hari minggu yang lalu aku dan keluarga berkesempatan untuk menjajal wahana baru ini. Tiket untuk hari sabtu/minggu/hari libur adalah 25rb, sedangkan untuk hari biasa 15rb. Begitu kita memasuki gerbang utama, kita langsung disuguhi wahana ember raksasa tumpah. Ember raksasa yang diisi air sampai penuh, tiba-tiba tumpah. “Byuuuurrr”

Melangkah lagi sedikit akan tampak wahana luncur khas waterboom. Pipa seluncur yang berkelok-kelook siap menguji nyali Anda semua. Satu hal yang cukup di sayangkan dari wahana ini adalah debit air yang kurang deras menyebabkan peluncuran menjadi terhambat. Kondisi Pipa seluncur yang relatif landai membuat wahana ini kurang menantang.

Bila wahana tadi kurang menantang, ada satu lagi wahana yang disediakan, yaitu papan seluncur lurus yang kemiringannya hampir 45 derajat. Seru abis dah klo yang ini. Dijamin.

Bila kita sudah lelah dan lapar selepas bermain air, di sana juga disediakan kantin yang siap mengenyangkan perut Anda. Soal harga tidak perlu khawatir karena harga relatif murah. Berhubung kami tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman dari luar, maka kami pun ikut menyicipi hidangan yang disediakan kantin. Rasa lumayan oke.

Warga Jogja dan sekitarnya bisa menikmati arena baru ini sejak satu bulan yang lalu. Nah, bila Anda belum pernah mengunjunginya, tidak ada salahnya menyempatkan untuk menjajal wahana bermain air yang baru di Jogja ini.

cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 14, 2010

Belajar Teknik Slow Speed

Ketika aku berkunjung ke Jogja, aku berkesempatan untuk belajar teknik kecepatan rendah atau kalau istilah fotografi dinamakan teknik slow speed dengan seorang temanku yang juga pecinta fotografi. Teknik ini susah-susah mudah untuk dilakukan. Hal yang pertama harus diperhatikan adalah metering ketersediaan cahaya. Namanya juga teknik slow speed, maka shutter speed (kecepatan buka tutup lensa) disetting sangat lambat (20 – 30 detik). Konsekuensinya adalah cahaya akan terlalu banyak masuk ke lensa. Agar cahaya tidak terlalu banyak masuk ke lensa, maka bukaan lensa (diafragma) perlu disetting di posisi paling kecil atau f paling besar (f/22). Hal yang tidak kalah penting adalah kita harus menggunakan tripod agar gambar tidak goyang, shake, atau blur.

Nah, kalau sudah begitu, kita tinggal menunggu momen saja. Misal menunggu banyak kendaraan lewat di depan kamera kita. Hasilnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Selamat mencoba..!


cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 14, 2010





Merapi Golf Nan Menawan

Siang itu aku dan 2 teman lain mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Merapi Golf yang terletak di Cangkringan, kabupaten Sleman, DIY. Udara yang sejuk sudah menyelimuti kami begitu kami turun dari mobil yang mengantar kami ke sana. Namun keramahan karyawan Merapi Golf yang menyambut kami bertiga seolah menghangatkan suasana di sana.

Sebelum memasuki padang golf, kami terlebih dahulu harus melewati gedung. Gedung itu merupakan kantor manajemen, resepsionis (bagian pendaftaran) dan restoran kecil.

Hal yang menarik perhatianku saat itu adalah papan-papan yang tertempel di dinding gedung dengan beberapa nama-nama pemain yang berhasil memperoleh hole in one atau memasukkan bola dalam satu kali pukulan. Wow, satu kali pukulan bisa masuk ke lubang? Luar biasa.

Beberapa langkah lagi, kami sudah sampai di lapangan golf. Ini kali pertama aku menginjakkan kaki di lapangan golf. Hamparan rumput hijau membentang sejauh mata memandang.

“Wow, keren”, itulah kesan pertama ketika aku melihat lapangan golf dari dekat.

Sayang sekali siang itu awan kurang bersahabat. Awan putih menyelimuti tubuh gunung Merapi. Bila cuaca cerah, kita bisa melihat Gunung Merapi secara jelas dari lapangan ini.

Akan tetapi kekecewaan kami seolah hilang karena kami diajak oleh karyawan yang menyambut kami tadi berkeliling lapangan seluas 67.000 m2 ini dengan menggunakan golf cart. Golf cart adalah sejenis mobil kecil tanpa pintu yang hanya muat maksimal 3 orang yang digunakan untuk mengangkut stik-stik golf para pemain. Mobil itu berbahan bakar bensin. Karena kami bertiga plus 2 orang pemandu, maka kami berkeliling dengan 2 mobil.

Bukan hanya itu, ternyata kami diijinkan untuk mengendarai sendiri golf cart itu.

“Asiiiik”

Kami bergiliran untuk mencoba mengendarainya. Caranya sangat mudah karena di mobil itu hanya ada pedal gas dan rem. Seperti layaknya mobil matik lah, tinggal menginjak gas dan rem tanpa kopling.

“brrrm..brrrmm…”

Nah, sekarang tiba giliran temanku yang mencobanya. Tak selang berapa lama, mobil mulai berjalan ndut-ndutan. Cocok deh buat goyang dangdut maju mundur.

“yaaah.. mobilnya mogok. kenapa nih mobil, baru aja kupakai”, keluh seorang temanku.

“ga bisa makainya kali lu, baru dipakai sebentar udah ngerusak”, canda teman satunya.

“bisa lah, enak aja”

Selidik punya selidik, ternyata. eng ing eeeng. Ya betul dugaan kami, bensinnya abis. Hahaha, sial banget ya, baru nyoba sebentar udah habis bensin. Ya sudah terpaksa kami ikut naik mobil satunya.


cerita ini pernah diterbitkan di blog lama http://misterdee.co.cc/ tanggal August 14, 2010

Gara-gara Uang Kembalian

Jumat sore ini (13 Agustus 2010) cuaca di Jakarta mendung, tapi perasaanku tidak ikut-ikutan mendung karena malam ini aku akan pulang ke Jogja.

“Hore”

Pukul 16.30 adalah jadwal pulang kantorku selama bulan puasa. Awan baru saja selesai meneteskan airnya ke bumi. Sebelum pulang ke kos dan bersiap berangkat ke stasiun, aku menyempatkan diri untuk membeli sedikit buah tangan untuk orang rumah dan seseorang. Toko kue yang kutuju. Kue bika ambon dan kue bolu meses pilihanku.

“Semuanya berapa mbak?”

“Rp 53.500 mas”

Kukeluarkanlah 2 lembar biru Ngurah Rai dari dompet.

“ada uang pas aja mas?”

“wah ga ada mbak, cuma 2 lembar itu aja”

Si mbak hanya terdiam tanpa memberikan solusi.

“trus gimana nih mbak?”

“iya ga ada kembaliannya mas ,ini baru aja ganti shift kasir, jadi belom ada uang kembalian”

“kalau saya ambil satu kue aja ada kembaliannya ga?

“kalau cuma yang ini ada kembaliannya”, seraya menunjuk kue bika ambon.

“ya udah saya ga jd beli yang ini”, kataku sambil mengembalikan kue bolu meses dan menyodorkan kue bika ambon ke kasir.

Toko yang unik. Kasir tidak berusaha untuk mencari uang kembalian dan rela kalau customer tidak jadi membeli kuenya hanya karena ga ada uang kembalian.

Pemilik toko sebenarnya bisa mensiasati dengan memberikan “modal” dulu ke setiap kasir, sehingga mereka punya uang cadangan untuk kembalian.

Cerita lama di blog baru

Seperti postingan saya sebelumnya bahwa ini merupakan blog baru saya. saya bermaksud mengimpor cerita-cerita lama saya ke dalam blog ini agar kawan2 bisa juga menikmati cerita-cerita terdahulu tanpa harus melihat blog lama. Have fun

Blog baru penampilan baru cerita baru

Ini merupakan Blog saya yang kesekian. Beberapa blog saya terdahulu masih ada, namun saya akan lebih fokus pada blog baru saya ini. Cerita-cerita dari blog lama akan saya posting di sini juga. Blog ini sebagian besar berisi cerita-cerita keseharian yang terjadi dalam hidup saya, namun tidak menutup kemungkinan sharing dari teman-teman yang menurut saya menarik akan saya posting di sini. Jangan ragu untuk memberikan komentar di setiap tulisan saya ya. selamat menikmati. semoga berkenan.