Showing posts with label cerita kuliner. Show all posts
Showing posts with label cerita kuliner. Show all posts

Sunday 4 September 2011

Ngohiang, ada yang tau?

Ngohiang, kata yang cukup asing di telinga kami. Ketika kami berjalan-jalan ke Bogor dan melintasi jalan Surya Kencana (ada yang bilang Malioboronya Bogor) kami tertarik dengan satu rumah makan yang menyediakan ngohiang. Hayoo sudah ada yang tau belum apa itu ngohiang? Karena rasa penasaran itulah kami akhirnya memutuskan berhenti di resto itu.
Ya bagi masyarakat Bogor mungkin tidak asing dengan ngohiang. Ngohiang adalah sejenis makanan yang mirip dengan batagor. Ngohiang terbuat dari tepung yang didalamnya diberi daging cincang, dibentuk lonjong lalu digoreng. Ngohiang disajikan panas bersama kentang goreng, acar lobak, dan dilumuri bumbu saus kacang. Berbeda dengan batagor, saus kacang ngohiang ini memilki tekstur yang sangat halus sampai-sampai tidak terlihat lagi bentuk asli si kacang dan cenderung manis. Rasa ngohiangnya enak dan gurih. Kentangnya juga empuk dan gurih, ditambah acar lobak yang segar. Catatan kami cuma satu, saus kacangnya terlalu manis, kurang gurih. Rasa manis inilah yang membuat agak eneg ketika makan terlalu banyak. Akhirnya kami menyiasati dengan makan ngohiang tanpa saus kacangnya.

Resto Ngohiang ini sangat mudah dicari karena terletak di pinggir jalan besar satu arah. Namun karena letaknya yang di jalan satu arah itu, Anda harus pelan-pelan jangan sampai kebablasan. Meskipun terletak di pinggir jalan dan restonya gak ada AC, resto ini ga terasa panas lho. Apalagi malam itu Bogor diguyur hujan sangat deras, wuih dingin... Pelayanannya juga bagus, ketika kami tiba di sana kami langsung disambut oleh pelayan resto yang menawarkan menu-menu yang ada di resto tersebut. Ketika pulang pun kami diberi pinjaman payung agar kami bisa masuk ke mobil.

Sebenernya di resto ini menyediakan beberapa menu lainnya seperti pangsit pengantin, sotomie babat, soto babat, mie ayam pangsit, dan lain-lain. Namun ketika kami mau pesan menu lain ternyata sudah habis. Wow, laris juga ya. Nah buat Anda yang penasaran dengan rasa ngohiang bisa datang ke Bogor dan arahkan kendaraan Anda ke jl. Surya kencana, letaknya ada di sebelah kanan jalan. Selamat mencoba!




Tuesday 21 December 2010

Pilih Sendiri Ikannya, dan Masak Sesuka Hatimu

Matahari cukup terik siang ini menandakan bahwa cuaca hari ini cerah. Sejuknya angin yang berhembus kencang menyambut kehadiranku di Pantai Depok, Bantul, DIY siang itu (25 Juli 2010). Pantai depok terletak di Selatan Kota Yogyakarta, bersebelahan dengan pantai Parangtritis. Pantainya terbentang luas dari ujung barat sampai ujung timur seolah bersambung dengan pantai Parangtritis di sisi timurnya. Ombak berdebur kencang mengikuti alunan angin yang juga berhembus kencang. Pantainya yang indah dilengkapi warung-warung yang bisa menghadirkan masakan yang lezat menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner untuk datang ke pantai ini.

Pantai Depok siang itu dipadati pengunjung. Ada yang bermain air dan juga berebut mendapatkan ikan segar di sebuah pasar ikan yang ada di pinggir pantai. Ya, di sepanjang pesisir pantai memang banyak berdiri bangunan warung dan sebuah pasar yang menjual berbagai macam ikan hasil tangkapan nelayan. Kita bisa membeli sendiri ikannya di pasar ikan dan kemudian meminta salah satu warung untuk memasaknya sesuai pesanan kita. Udang asam manis, cumi gorang tepung, bawal bakar, semua bisa.

Sambil menunggu ikannya matang, kita bisa sekedar menikmati indahnya pantai, sejuknya angin yang berhembus, atau bahkan bermain air. Namun, aku memilih untuk duduk santai sambil menikmati segarnya es kelapa muda.

“woaaa, akhirnya ikannya sudah matang”

Udang goreng tepung, cumi bakar madu, nila bakar madu, serta gurame goreng kering disertai sambal tomat dan lalapan siap disantap bersama keluarga.

“Ups, ada bau-bau apa nih ya?”, bau busuk begitu menyengat, bukan bau kentut yang pasti.

Astaga, ikannya udah ga segar lagi. Kebetulan memang ikan dipilihkan oleh si penjual. Sepertinya si penjual sudah tahu kalau ikan itu sudah tidak segar karena sebelum dibayar, penjual itu bilang, “kalau ikannya tidak enak, bisa ditukar lagi.”

Untung aja aku belum sempat memakannya, kalau tidak, bisa-bisa sakit perut deh. Buat pengunjung pantai depok yang ingin membeli ikan di pasar, mohon untuk memilih dengan teliti. Pilih ikan yang perutnya masih kembali kebentuk semula (seperti kata iklan) ketika kita memencetnya, serta di bawah insangnya masih berwarna merah. Perhatikan gerak-gerik penjual karena ternyata penjual sering kali menukar ikan yang kita pilih dengan ikan yang lain.

Suasana makan siang waktu itu memang sempat memanas dengan insiden bau-bau tak sedap, hehehe, tetapi dengan gelak canda dan senda gurau, suasana segera dingin kembali.

Recomended place jika kamu berkunjung ke kota Jogja. Jangan lewatkan menikmati indahnya pantai dan lezatnya makan ikan di pinggir pantai ditemani segarnya es kelapa muda.