Wednesday 22 December 2010

Mau J.Co tapi ga mau datang ke mall


Pengen J.co tapi males harus antri ke mall? Gampang! sekarang bisa pesen lewat telepon 021 7996060. Nanti si customer service akan mencatat semua pesanan kita plus alamat pengiriman. Nah, nanti si customer service akan mencari outlet mana yang terdekat dengan alamat kita.

Setiap pengiriman dikenai biaya pengiriman Rp10.000. Murah kan daripada kita harus ke mall, blom parkirnya, belom bensinnya, belom macetnya, belom kalau tertarik ama barang tertentu yang dipajang di mall, hehehe. Kalau mau sekalian jalan-jalan dan cuci mata sih ga apa-apa.

Bebek Goreng Suryo

Siang ini saya dan rekan-rekan kerja satu seksi memutuskan untuk pesan makan siang bareng. Apa ya?

"hmm, bebek goreng Suryo aja deh"

Kami satu seksi ga ada yg bawa mobil, maka kami pesen lewat telepon 021 68736951 (cabang kuningan). Delivery? Enggak juga, lho pesen lewat telepon kok bukan delivery? Mereka tidak menyediakan delivery service buat pelanggan. Jadi kita cuma telepon untuk pesan dulu, nanti tinggal diambil di warungnya. Oh iya, khusus cabang yang ada di Kuningan tidak tersedia bebek bakar.

Harganya Rp20.000 sudah termasuk nasi, lalapan, dan sayur asem. Ada 3 jenis sambal yg bisa dicoba, sambal mangga, sambal bawang, dan sambal ijo. Rasa sambalnya kurang mendukung, kalau menurut lidah saya kurang maknyus gitu. Soal rasa bebeknya ga diragukan lagi deh, enak, gurih, dan empuk.

Tuesday 21 December 2010

ayo bikin cerita

Hore, akhirnya selesai juga mengimpor cerita2 dari blog lama ke blog baru. Ayo bikin cerita!

Velvet Parking

Siang ini (1 Agustus 2010) aku menyempatkan melihat-lihat blitz megaplex (salah satu bioskop elit) di Central Park, Jakarta Barat. Maklum, semenjak di Jakarta aku sama sekali belum pernah nonton di situ. Selain harganya mahal, tempatnya juga jauh dari kosku di Jakarta Selatan. Di situ ada tulisan “velvet”.

Aku tanya sama temenku, “velvet apaan sih?”

“velvet tu bukannya yang parkir itu ya?”

“tuing tuing.. ampun deh, bukan velvet itu mah, tapi valet parking”

Ternyata bukan aku aja yang ga tahu tentang velvet.

To Dream The Possible Dream

Kita layaknya coca cola kaleng yang diproduksi di pabrik yang sama dan didistribusikan menggunakan truk yang sama. Yang membedakan adalah tujuan akhir distribusinya. Pertama, coca cola didistribusikan di warung makan kaki lima. Di situ coca cola dijual sekitar Rp5rb kepada konsumen. Kedua, coca cola itu didistribusikan di Restoran. Bila dijual ke konsumen akhir, harganya sekitar R0 10rb. Tempat ketiga adalah di Hotel bintang lima. Harga jual coca cola kaleng itu bisa mencapai Rp50rb/botolnya. Kita sekarang seperti coca cola yang berada di hotel bintang 5. Kita berada di kantor yang penuh potensi layaknya hotel bintang 5 tadi. Segala kesempatan terbuka lebar. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkan kesempatan berharga ini. Kalian harus punya visi, misi, dan target yang jelas.

“To dream the possible dream”

Demikianlah kira-kira petikan kata-kata dari bapak Kepala kantor wilayah di lingkungan kerjaku memotivasi pegawai yang baru diangkat.