Wednesday 31 August 2011

Siapa bilang Jakarta macet???

INI DIA 15 FOTO BUKTI KALO JAKARTA TU GA MACET!!!


Jl. Soepomo

Jl. depan McD Soepomo

Depan Pancoran

Jl. Sudirman dari atas jembatan Balai Kartini

Jl. Sudirman ke arah Semanggi

Jl. Satrio menuju Jl. Sudirman

Depan Mall Ambassador

Terowongan Casablanca

Menuju terowongan casablanca

Jl. Casablanca

Jl. Casablanca

Jl. Casablanca depan Hotel Parkline

Jl. depan kota casablanca

Depan 7eleven Sahadjo

Jl. Depan Kantor Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi

Gimana? Udah terbukti kan kalau Jakarta itu ga macet? Hahahahaha

Tuesday 30 August 2011

Warung Bebek paling ramai se dunia


Warung bebek paling rame se dunia, itulah tagline yang diangkat oleh Warung makan Bebek Kaleyo. Memang tak salah tagline itu disandang oleh warung bebek yang memiliki beberapa cabang di Jakarta ini. Ketika saya datang ke cabang Tebet pukul 20.30, suasana warung bebek ini masih ramai. Saya jadi makin penasaran nih, apa yang membuat orang-orang rela antri untuk makan bebek ini. Beruntungnya saya, saat itu masih ada tempat kosong di dalam ruang ber-AC yang jelas no smoking area. Tidak ada pelayan yang menyambut dan memberikan sapaan maupun memberikan petunjuk meja mana yang kosong. Saya harus mencari sendiri meja yang kosong. Sampai duduk pun belum ada pelayan yang memberikan daftar menu. Akhirnya saya mengambil sendiri saja daftar menu dan segera memanggil pelayan ketika sudah siap memesan.

Saya datang bertiga dengan kakak dan kakak ipar. Kakak menyarankan agar memesan bebek muda, katanya lebih empuk dan porsinya lebih besar dari bebek biasa. Namun ketika kami memesan, ternyata bebek muda sudah habis. Yah ga kebagian deh. Ya sudah kami memesan bebek goreng dada.
"Minumnya Teh manis ya mas", pintaku.
"Tehnya habis mas"
Wow seperti apa ya ramainya warung ini sampai-sampai minuman teh yang sangat mudah dibuat saja kehabisan.

Tidak berselang begitu lama, pesanan kami pun tiba, dada bebek goreng. Soal rasa memang enak, bumbu meresap dan dagingnya empuk. Sambalnya super pedas, dan kata kakak, sambal di Kaleyo Tebet ini lebih pedas dari Kaleyo Cempaka Putih. Bagi yang tidak suka pedas, saya sarankan untuk mencampur sedikit sambal dengan kecap. Itupun rasanya masih pedas bagi orang yang tidak terlalu suka pedas seperti saya. Saya hanya menyayangkan bebek yang disajikan terlalu kecil, dagingnya hanya sedikit, jadinya kurang mantab deh. Dengan porsi kecil seperti itu seharusnya Kaleyo berani memberikan 2 potong bebek dengan harga yang sama.

Karena saking ramainya, ada pengunjung lain yang satu ruangan dengan saya mengeluh ke pelayan karena minumnya belum datang-datang juga. Panasnya bebek dan nasi serta pedasnya sambal membuat mereka agak emosi. Soal rasa memang tidak perlu diragukan lagi, sudah banyak review mengenai kelezatan bebek ini sebelumnya, yang perlu saya garis bawahi dalam tulisan ini adalah, rasa sudah enak, ramai sudah terbukti, namun pelayanan tidak boleh ketinggalan. Semoga ini menjadi masukkan juga untuk resto-resto yang sudah sangat ramai agar tidak mengesampingkan pelayanan. Selamat makan...

Criukz Snack

Sudah lama nih tidak menulis karena kesibukan. Haha gaya..
"emang sibuk apaan?"
"saya sekarang ada bisnis kecil2an"
"bisnis? bisnis apaan?"
"ya bisnis snack, udah pernah denger Criukz?
"Criukz? Apaan tuh criukz?
"Criukz adalah keripikz zingkong zuper tipiz"
"hmm, emang kelebihannya apa dibandingkan keripik singkong lainnya?"
"nah pertanyaan bagus tuh, keripikz ini bukan keripikz zingkong biaza lho, keripikz ini terbuat dari zingkong pilihan dan diolah kembali dengan proses khusus. Yang pasti criukz tidak menggunakan pengawet lho"
"Kalo tanpa pengawet, bisa tahan brp lama?"
"bisa tahan sampai 4 bulan, tp klo belom dibuka bungkusnya, lebih dari itu pun tetap criukz lho rasanya"
"ada brp rasa tuh?"
"ada 8 rasa yang ga boleh kamu lewatin"
"Wah2 oke juga tuh, kalo mau beli kmn nih?"
"Kamu bisa baca2 dulu tentang bisnis ini di criukz.blogspot.com"
"Oke deh, wah mantab ya"

Sunday 6 March 2011

Kirain Handuk, ternyata...

Hooahh capek banget, pemburuan tiket yang belum mendapatkan hasil. Sesampai di hotel, kami pun langsung merebahkan badan, tulang punggung ama kakiku terasa pegal banget.

"Hoi mandi dulu sana, kotor-kotor kok langsung naik kasur", kata mama.

"siap bos"

Byur..byur..byur... (suaranya kok kayak mandi pake gayung aja, ndeso, padahal mandi pake shower lho)

Seger banget deh abis mandi. Tiduran lagi ah..

Sekarang giliran adikku mandi.

"Hoi sapa yang handukan pake ini?", kata adikku sambil nunjukkin barang bukti.

"Aku, kenapa Na?"

"wakakaka, hihihii, hahahaa", Adikku ga berenti ketawa ngekek (terbahak-bahak).

"Ini keset kenapa buat handukan? Ndeso banget sih"

Mama yang mendengar pun tak kuasa menahan geli. Suara ketawa pun menggelegar di dalam kamar.

"Buset dah, kirain handuk, lha orang ditaruh di gantungan handuk sih"

Saturday 12 February 2011

Memburu Tiket Bus Menuju Genting

Masih di hari yang sama, kami pun sampai di hotel tempat kami menginap, Imperial Hotel. Ini nih tampilan depannya, keren kan? Tak hanya tampilan depannya, di dlamnya pun lumayan bagus. Kok cuma lumayan? Ya daripada lumanyun. Informasi hotel ini aku dapatkan dari seorang teman semasa kuliah di Jogja dulu. Namanya cie evy, dia yang merekomendasikan supaya kami tinggal di hotel ini. Hotel yang paling laris buat wisatawan karena harganya terjangkau dan hotelnya pun bagus.

Setelah beristirahat sebentar di hotel, kami pun bergegas untuk memburu tiket bus tujuan genting untuk besok pagi. Menurut saran teman, sebaiknya membeli tiket untuk pulang-pergi, eh salah, pergi-pulang. Ketika kami bertiga hendak menuju monorail station ada patung berwarna biru, kuning dan silver. Tadi waktu kami pertama sampai kok ga ada ya? cepet banget mindahin patung yang segedhe orang itu. Ooo ternyata mereka adalah sekelompok seniman yang berdandan menyerupai patung. Mereka menetapkan tarif 2RM bila ingin berfoto bersama. Namanya orang Indo (baca: kami) maunya yang gratisan, makanya kami curi-curi foto dari jarak jauh, kayak foto di bawah ini.


Oke saatnya melanjutkan perjalanan menuju stasiun Pudu Raya. Dari monorail station Bukit bintang kami menuju Hangtuah (1,2RM), dari Hang tuah pindah menggunakan LRT ke stasiun Pudu (0,7RM). Sampai di stasiun Pudu kami bertanya pada petugas LRT, di mana kami bisa beli tiket ke Genting.

"Sir, may I get the information, where we can get the bus ticket to Genting?", meskipun bahasa Inggris ga jago yg penting pede aja.

"Sorry, it's not here. You can go to Pudu Raya not Pudu. But it's 5 pm, you can go to Titiwangsa station."

Tiket bus yang di Pudu Raya kemungkinan sudah tutup karena udah kesorean, kami disarankan untuk pergi ke Stasiun Titiwangsa, di sana satu-satunya yang masih buka jam segini.

Naik LRT lagi deh kami ke Titiwangsa. Ketika kami sampai di Titiwangsa dan mau keluar stasiun. Ups, kok ga bisa masuk ya tiketnya. Kami pun didatangi petugas. Ternyata tiket yang kami beli tadi kan tujuan Pudu, tiketnya tidak bisa untuk keluar stasiun lain, kami pun harus membayar lagi ongkos perjalanan dari Pudu ke Titiwangsa. Ya masih untung tidak didenda, cuma disuruh nambah ongkos aja.


Belum selesai sampai di situ ceritanya. Sampai di depan loket bus kami kembali kecewa karena tiket bus tidak bisa beli untuk hari berikutnya. Apalagi jasa bus itu tidak menyediakan tiket cable car. Perusahaan jasa bus yang menyediakan tiket cable car adalah Go Genting yang berada di KL Sentral. Ya gini nih kalo kurang informasi. Kami pun akhirnya memutuskan untuk menyudahi pemburuan tiket dan melanjutkannya besok pagi.