Tuesday 21 December 2010

Kereta Belanjaku Nih

Sepulang dari kursus (28 Juli 2010), aku teringat sesuatu. Ya, Shampoku habis.
“Kemana ya enaknya?” Carefour aja deh. Kebetulan kursusku kan deket sama carefour Central Park.

Sore itu Carefournya ramai pengunjung. Maklum karyawan swasta kan baru gajian. Berbeda 180 derajat dengan pegawai negeri. Tanggal segitu merupakan tanggal-tanggal rawan. Rawan utang maksudnya. Lagi bokek-bokeknya.

Kuambil keranjang dorong dari depan pintu masuk. Jalan menyusuri tumpukan-tupukan makanan dan minuman yang seolah menyapaku dan memanggilku untuk mengambilnya.

“Hoi, ingat ya, duit masih cekak neh, jangan beli barang yang ga dibutuhin lho”, begitulah kira-kira hatiku bicara kepada otak, bergelut dengan nafsu yang terus mendorong untuk belanja sebanyak-banyaknya.

Sampailah aku di rak Shampo, Mau pilih yang sachet apa botol ya? Kukeluarkan lah kalkulator hape. Setelah kuitung-itung dengan sangat cermat dan teliti, akhirnya botollah yang aku pilih.

“Dasar itungan banget sih”. Iya dong sebagai orang akuntansi, semua harus dihitung seefisien, sedetail mungkin sampai nol dibelakang koma.

Oh iya, tissue di kos juga habis. Kutinggalkan sementara kereta belanjaku disisi rak. Aku berjalan sambil memandangi tissue mana yang paling murah.

“Ah, kok lebih mahal dari di toko sebelah ya. Ga jadi beli di sini ah.”

Sambil masih agak melihat-lihat penasaran, aku dorong kereta belanjaku menuju tujuan berikutnya.

“Dek, kayaknya kamu ngambil punyaku deh”, kata seorang ibu mengingatkanku.

Oh iya, memang bener, aku salah ngambil kereta belanja orang.

“Maaf ya, Bu”

Ampun deh. Untung aja ga diteriakin maling.

No comments:

Post a Comment